Tampilkan postingan dengan label Annabelle Creation. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Annabelle Creation. Tampilkan semua postingan

Rabu, 23 Agustus 2017

ANNABELLE : CREATION (2017) REVIEW : Kombinasi Dua Unsur Horor yang
Efektif

ANNABELLE : CREATION (2017) REVIEW : Kombinasi Dua Unsur Horor yang Efektif


Kemunculan film horor laris yang disutradarai oleh James Wan yaitu The Conjuring ini membuat Warner Bros ingin membuatnya lebih besar. Selain memberikan kesempatan yang selebar-lebarnya untuk membuat sebuah sekuel, tentu Warner Bros ingin membuat The Conjuring ini memiliki cerita-cerita pengantar lainnya. Salah satunya adalah cerita tentang boneka sebagai medium arwah penasaran yang mahsyur yaitu Annabelle.

Membuat film sendiri tentang Annabelle ini telah dilakukan oleh John R. Leonetti di tahun 2014. Sayangnya, film tentang boneka menyeramkan ini tak begitu disukai oleh penikmat filmnya meskipun secara kuantitas film ini bisa dikategorikan film laris. Seakan tak puas begitu saja, Annabelle pun mendapatkan kesempatan lain untuk diceritakan. Lewat sutradara David F. Sandberg, Annabelle mempunyai panggung untuk menceritakan kisahnya paling awal lewat Annabelle : Creation.

Respon yang didapatkan pun beragam. Ada yang sudah mulai jera karena presentasi dari film Annabelle sebelumnya yang tak terlalu bagus, tetapi ada pula yang masih menantikan film ini karena berharap bisa ditakut-takuti. Meski begitu, Annabelle sendiri telah menjadi sebuah produk yang akan dikonsumsi oleh penonton karena namanya yang sudah melambung itu sendiri. Tetapi, Annabelle : Creation ini sendiri secara mengejutkan berhasil membuat penonton bersenang-senang dengan segala keseruannya sebagai film horor. 


Annabelle Creation ini sendiri menceritakan tentang awal mula sosok boneka Annabelle. Di mana, boneka ini ditemukan di sebuah rumah milik keluarga Mullins. Rumah keluarga Mullins ini diperbolehkan untuk ditinggali oleh anak-anak yatim piatu. Mereka boleh memilih kamar semau mereka, hanya saja ada satu kamar di rumah tersebut yang tidak boleh ditinggali. Kamar tersebut adalah kamar dari anak keluarga Mullins yang telah meninggal.

Tetapi, secara tidak sengaja, salah satu anak yatim piatu bernama Janice (Talitha Bateman) dan Linda (Lulu Wilson) masuk ke dalam kamar tersebut dan menemukan sebuah boneka perempuan yang menyeramkan. Setelah menemukan boneka tersebut, kejadian-kejadian aneh menghiasi rumah keluarga Mullins. Teror-teror jahat dari arwah penasaran mulai menyerang seluruh penghuni rumah tersebut. Teror jahat itu berasal dari boneka menyeramkan yang ternyata berisi roh jahat. 


Dengan cerita yang sebenarnya familiar bahkan terkesan generik di dalam genre-nya, David F. Sandberg berhasil meningkatkan reputasi spin-offdari The Conjuring universe ini. Annabelle : Creation menjadi sebuah sajian film horor yang menyenangkan untuk diikuti dengan durasinya sepanjang 109 menit. Hal yang membuat Annabelle : Creation ini berhasil adalah bagaimana David F. Sandberg tak hanya sekedar membuat sebuah film horor yang bertumpu pada kengeriannya saja.

Ada cerita pengantar dengan karakter-karakter di dalam filmnya sebagai pion para penonton bertumpu dan menemukan seseorang untuk bersimpati. Penonton bisa dibuat bersimpati dengan setiap karakternya dengan problematika hidupnya. Sehingga, secara historikal, Annabelle memiliki cerita yang lebih meyakinkan apabila dibandingkan dengan film sebelumnya.

Annabelle : Creation memiliki bangunan cerita yang juga diarahkan dengan begitu baik oleh David F. Sandberg. Dengan begitu, efek kengerian yang terjadi di dalam Annabelle : Creation akan muncul dengan sangat efektif serta memberikan dampak yang sangat besar. Hal ini bagus bagi sebuah film horor, agar tak merasa terburu-buru untuk menakut-nakuti penontonnya. Dengan adanya cerita yang bergerak dengan runtut, dampak yang terjadi kepada penonton akan terasa lebih efektif dan memiliki efek jangka panjang setelah menontonnya. 


David F. Sandberg sebagai sutradara yang sudah menangani genre serupa lewat Lights Out, berhasil memunculkan atmosfir horor yang kuat di setiap adegannya. Sehingga, teror dari boneka Annabelle ini tak hanya sekedar dengan penggunaan Jump Scares berlebihan yang tak menimbulkan efek apapun bagi penontonnya. David F. Sandberg tahu benar bagaimana memberikan efektivitas kepada film Annabelle : Creation sebagai sebuah film horor.

Hal inilah yang menjadi kekuatan utama dari Annabelle : Creation di bawah komando dari David F. Sandberg. Annabelle : Creation memanfaatkan kombinasi antara horor atmosferik yang begitu kuat. Tetapi, tak melupakan formula jump scares efektif yang juga muncul sebagai kekuatan terbaik di dalam film Annabelle : Creation. Kombinasi dua formula umum dalam film horor yang muncul sama kuatnya inilah yang berhasil membuat Annabelle : Creation menjadi salah satu film horor yang begitu menyenangkan untuk diikuti.

Dengan ruang gerak durasinya yang mencapai 109 menit, David F. Sandberg memanfaatkan betul agar film horor yang diarahkannya tak sia-sia. Annabelle : Creation memunculkan atmosfir horor dan rasa ngeri kepada penontonnya dengan sangat perlahan namun pasti. Di awal film akan muncul rasa penasaran penonton terhadap teror yang terjadi kepada Janice dan Linda. Sehingga, ketika jurus pamungkasnya hadir di paruh ketiga akhirnya, penonton bisa merasakan sensasi seru menonton film horor dengan berbagai penampakan makhluk halus tersebut.


Dengan begitu, David F. Sandberg adalah kunci utama dari film Annabelle : Creation ini secara keseluruhan. Pengarahannya yang begitu kuat berhasil membuat The Conjuring Universe semakin mengeluarkan taringnya. Lewat Annabelle : Creation pula, secara resmi The Conjuring Universe diluncurkan kepada publik. Memberikan petunjuk tentang sosok-sosok di dalam film The Conjuring yang akan mendapatkan panggung lain untuk dikembangkan.

Dan bagaimana pula adegan penutup di dalam Annabelle : Creation yang berhasil memberikan benang merah atau koneksi dengan film-film yang ada di The Conjuring Universe. Sehingga, penonton pun akan mengerti bagaimana secara historis Annabelle ini nantinya. Sehingga, sebagai sebuah prekuel dari sebuah spin-off, Annabelle : Creation berhasil memperbesar dunianya dan begitu menarik untuk diikuti kelanjutannya. Apalagi adanya cameo Valak dan after credit’s scene tentang Valak yang akan ikut menghiasi kemegahan The Conjuring Universe ini nantinya. 

Kamis, 10 Agustus 2017

REVIEW : ANNABELLE CREATION

REVIEW : ANNABELLE CREATION


“Sister, you always say we can’t see God but we can feel His presence. In this house, I feel a different kind of presence and evil one. It’s coming after me.” 

Selain para petinggi studio yang kecipratan untung film pertama, siapa sih yang menanti-nantikan babak berikutnya dari teror boneka iblis bernama Annabelle? Dirilis pada tahun 2014 silam, Annabelle yang merupakan spin-off sekaligus prekuel bagi The Conjuring memang berhasil memperoleh ratusan juta dollar dari peredaran seluruh dunia. Akan tetapi di saat bersamaan, film ini juga meninggalkan perasaan traumatis tersendiri bagi sebagian penontonnya. Bukan karena filmnya sungguh meneror, melainkan disebabkan keburukannya yang bikin kepala pusing-pusing tidak karuan. Sebagai film horor, Annabelle sulit dikategorikan menakutkan dan lebih tepat disebut menggelikan. Namun keuntungan besar yang diperolehnya mendorong New Line Cinema untuk tetap memberi lampu hijau bagi instalmen selanjutnya yang diposisikan sebagai prekuel (well, prekuel bagi sebuah prekuel. Prequelception) dan menempatkan sutradara Lights Out, David F. Sandberg, sebagai sang nahkoda. Mengingat seri terdahulu sudah cukup buruk, tentu mustahil kan film yang diberi judul Annabelle Creation ini akan berada di level lebih rendah? Berkaca pada Ouija: Origin of Evil yang tak dinyana-nyana justru tampil superior dibanding film pertamanya, sejatinya ada harapan Annabelle Creation bisa menebus kesalahan sang predesesor terlebih tim produksinya sangat bisa diandalkan. 

Annabelle Creation mengambil latar penceritaan di sebuah rumah pedesaan yang jauh dari cengkraman modernitas pada pertengahan era 50-an. Rumah tersebut dihuni pasangan suami istri Mullins, Samuel (Anthony LaPaglia) dan Esther (Miranda Otto), yang masih belum bisa berdamai dengan duka selepas kematian putri semata wayang mereka. Guna membunuh sepi karena ketiadaan suara tawa canda anak-anak, Samuel mengizinkan sejumlah penghuni panti asuhan yang telah ditutup untuk mendiami rumah mereka. Mudah bagi Suster Charlotte (Stephanie Sigman) beserta anak-anak asuhnya, terutama Janice (Talitha Bateman) dan Linda (Lulu Wilson) yang memiliki hubungan amat dekat bak kakak adik, untuk merasa betah tinggal di rumah tersebut. Betapa tidak, banyak ruangan yang bisa dimanfaatkan dan pekarangannya pun luas. Jika ada kejanggalan, maka itu sebatas Esther yang mengurung dirinya di dalam kamar dan menggunakan lonceng bel untuk memanggil sang suami. Tidak ada yang lain sampai kemudian Janice melakukan kesalahan fatal dengan melangkahkan kaki memasuki kamar milik mendiang putri pasangan Mullins. Di sana, Janice mendapati keberadaan sebuah boneka porselen dengan gaun berwarna putih yang tersembunyi dalam lemari. Saat lemari terbuka, boneka yang kita kenal sebagai Annabelle ini tak pelak bebas berkeliaran dan menebarkan serentetan teror mengerikan ke seluruh penghuni rumah.


Seperti halnya Ouija: Origin of Evil, Annabelle Creation menunjukkan peningkatan pesat saat disandingkan dengan jilid sebelumnya. David F. Sandberg berhasil menghadirkan kengerian yang membuat penonton menahan nafas lalu berteriak dan pada akhirnya tertawa tanda kelegaan melalui bangunan atmosfer mengusik serta trik menakut-nakuti dengan penempatan efektif. Mulanya sih tenang-tenang saja ketika kita diajak berkenalan dengan keluarga Mullins termasuk Bee (Samara Lee), putri Samuel dan Esther di sepuluh menit pertama. Nada penceritaan yang semula lembut mulai mengusik bulu kuduk begitu Suster Charlotte dan anak-anak asuhnya menjejakkan kaki untuk pertama kali di rumah pasangan Mullins atau dua belas tahun semenjak Bee meninggal. Siapa coba tidak bergidik ngeri berada dalam rumah yang lokasinya terpencil, berpencahayaan temaram, lorong-lorongnya panjang, dan memiliki ruangan kosong terlarang? Rasa-rasanya hanya para karakter dalam film horor. Sebelum teror demi teror dilancarkan di dalam ‘wahana rumah berhantu’ ini, penonton diajak terlebih dahulu mengikuti tur singkat bersama Samuel yang mengajak kita berkeliling, mencermati sudut-sudut penting, dan memahami aturan-aturan yang tidak boleh dilanggar selama ‘permainan’ berlangsung... atau tanggung sendiri konsekuensinya. 

Yang mengasyikkan, si pembuat film tidak terburu-buru menjerumuskan kita ke dalam kubangan teror berisi penampakan-penampakan sekenanya beserta skoring musik memekakkan telinga. Sandberg telaten dalam membangun tensi setapak demi setapak. Caranya, mendekatkan penonton pada karakter inti yakni Janice dan Linda sehingga tercipta afeksi yang menimbulkan kepedulian, kemudian menguarkan nuansa menggelisahkan yang menyatakan bahwa ada kekuatan jahat bersembunyi di dalam rumah pasangan Mullins. Tatkala ketidaknyaman dirasa telah menguasai dan kita sudah cukup memahami ikatan yang terjalin antara Janice dengan Linda, maka pada saat itulah permainan secara resmi dimulai. Terhitung semenjak pertemuan pertama Janice bersama si boneka iblis yang sekali ini agak-agak genit, Annabelle Creation seolah enggan memberikan celah kepada penonton untuk menghembuskan nafas lega. Dimanapun, kapanpun – bahkan saat matahari bersinar terang benderang – teror bisa dengan mudah menyergap. Disokong dengan amat baik oleh gerak kamera dari Maxime Alexandre dan iringan musik gubahan Benjamin Wallfisch, Sandberg pun sanggup mengkreasi trik-trik menakuti yang sekalipun bukan sesuatu benar-benar baru namun mempunyai daya cekam hebat. Antisipasi terdengarnya keriuhan suara jerit-jerit cemas, takut, dan tawa di dalam gedung bioskop dalam adegan berkode “selimut Annabelle”, “kasur susun”, serta “siksaan untuk Janice”. 

Disamping berkat pengarahan sangat baik dari David F. Sandberg yang memungkinkan setiap teror tidak terlontar sia-sia, Annabelle Creation terasa sangat menyenangkan buat disimak berkat performa bagus barisan pemainnya terutama duo maut Talitha Bateman dan Lulu Wilson. Kedua bocah ini hadirkan chemistry hidup yang meyakinkan kita bahwa Janice dan Linda memang betul-betul sahabat sejati yang saling menaruh peduli. Talitha bertugas menangani momen dramatik mengingat kondisi Janice, sementara Lulu bertindak mencairkan ketegangan melalui momen komedik yang dipantik oleh kepolosan tindak tanduknya (ehem... melempar bola ke kegelapan buat mancing setan, dik?) dan celetukannya. Mereka mendapat bantuan dari pemain dewasa seperti Stephanie Sigman sebagai Suster yang mengayomi, Anthony LaPaglia yang tampak menyimpan rahasia, dan Miranda Otto sebagai ibu yang berduka. Pengarahan Sandberg beserta akting para pemain ini dapat dikatakan sangat membantu dalam mengangkat skrip buatan Gary Dauberman yang pada dasarnya masih agak menggelikan serta terbilang tipis sehingga Annabelle Creation pun berhasil terlepas dari mengulangi kesalahan film pendahulu dan tidak lagi mempermalukan universe The Conjuring. Melihat apa yang telah diperbuat David F. Sandberg untuk Lights Out dan Annabelle Creation, para pecinta film horor rasa-rasanya tak perlu khawatir apabila nantinya James Wan sepenuhnya berhenti membesut tontonan seram karena Sandberg membuktikan bahwa dia cocok menerima tongkat estafet dari Wan.

Note : Annabelle Creation mempunyai dua adegan tambahan. Pertama, di sela-sela bergulirnya credit title. Kedua, di penghujung credit title. Bersabarlah.

Ulasan ini bisa juga dibaca di http://tz.ucweb.com/8_M2Nq

Outstanding (4/5)