DEADPOOL 2 (2018) REVIEW : The Anti-Hero is Back (And its Better....)
2018 3.5 stars arul fittron arul movie review blog David Leitch Deadpool 2 Josh Brolin May Paul Wernick Rhett Reese Ryan ReynoldsLampu hijau dengan mudah didapatkan oleh proyek Deadpool setelah film pertamanya berhasil mendapatkan untung berkali-kali lipat. Terlebih, film pertamanya hanya bermodalkan 58 juta dolar. Meskipun sutradara di film keduanya ini berganti estafet dari Tim Miller ke David Leitch yang sudah terbukti mengarahkan sebuah mahakarya film aksi berjudul John Wick. Pergantian sutradara ini tentu tak menjadi dari film Deadpool karena film ini sudah mempunyai nyawanya sendiri.
Ya, nyawa dari Deadpool ini tentu saja adalah Ryan Reynolds yang berhasil menghidupkan karakter Wade Wilson dengan level yang berbeda. Deadpool 2 pun tetap menggunakan ciri khas dari film sebelumnya mulai dari penuturan cerita hingga strategi pemasaran yang gila-gilaan. Juga, film ini semakin diramaikan dengan adanya karakter-karakter baru dengan nama-nama yang juga tak kalah besar. Mulai dari Josh Brolin hingga nama-nama besar yang menjadi cameo sekedipan mata.
Breaking the fourth wall, formula penuturan cerita dari Deadpool yang berusaha dipertahankan agar film ini memiliki identitasnya. Rhett Reese dan Paul Wernick masih menjadi duo yang bertanggung jawab atas ketengilan Deadpool di sepanjang 115 menit filmnya. Pun, meta jokes dengan referensi pop culture tentang showbiz berusaha dimasukkan ke dalam filmnya dari Barbara Streisand hingga Taylor Swift sebagai perwakilan budaya masa kini.
Jika dibandingkan filmnya yang pertama, Deadpool 2 lebih berhasil untuk mengkombinasikan formula breaking the fourth wall dengan humor-humor yang ada sebagai amunisi utama dari filmnya. Tak seperti film pertamanya yang asal lempar jokes dengan lebih masif, Deadpool 2 seperti lebih memperhitungkan segala humornya agar terasa lebih pas dan tidak terlalu berlebihan. Nyatanya, dengan caranya yang lebih hati-hati itu bisa menjadikan Deadpool 2 bisa memiliki performa lebih baik dari film pertamanya.
Sebagai sutradara, David Leitch ternyata mampu bemain lebih dalam lagi dibandingkan Tim Miller di film pertama. Wade Wilson memiliki perkembangan secara personal yang berarti sebagai sosok karakter di sebuah film. Ini akan berpengaruh dengan bagaimana penyampaian cerita di dalam Deadpool 2 yang lebih mengulik tentang kehidupannya sebagai anti hero yang tengil tetapi masih sangat sensitif jika sudah berurusan dengan ranah pribadinya.
Maka dari itu, Deadpool 2 lebih menonjolkan bagaimana Wade Wilson (Ryan Reynolds) yang sedang mengalami keputusasaan saat menjalani hidupnya paska menjadi seorang mutan. Kejahatan demi kejahatan sudah dirinya lewati tetapi membuatnya harus merelakan waktunya bersama sang Istri, Vanessa (Morena Bacharin). Keterlibatan Wade Wilson dalam memberantas kejahatan secara tak langsung membuat kehidupan sang Istri pun ikut terancam.
Nyawa sang Istri yang terancam inilah yang membuat Wade Wilson putus asa dan ingin berusaha memperbaiki kehidupannya. Di dalam misinya, Wade Wilson harus melindungi seorang mutan bernama Firefist (Julian Dennison) yang sedang dalam bahaya. Firefist sedang diincar oleh sosok mutan di masa depan bernama Cable (Josh Brolin). Dengan begitu, Wade Wilson berusaha untuk membuat sebuah tim baru untuk menyelamatkan Firefist dengan nama X-Force.
Meski berhasil memberikan kombinasi yang lebih melebur dalam formula penceritaannya, Deadpool 2 memiliki rintangan saat berusaha menuturkan konfliknya. David Leitch memang tahu benar untuk memberikan nilai emosional di dalam Deadpool 2 dan hal tersebut terjadi secara alami di dalam filmnya. Terlebih di dalam adegan-adegan yang melibatkan interaksi karakter antara Wade Wilson dan juga Vanessa. Poin inilah yang sebenarnya menjadi pondasi utama yang menjadi koneksi dengan segala konfliknya.
Sayangnya, David Leitch belum maksimal dalam menyambungkan setiap subplot yang ada. Efek selanjutnya adalah muncul sebuah jarak yang terjadi ketika film ini berusaha untuk berganti dengan plot lainnya yang menjadi fokus selanjutnya di dalam film ini. Sehingga, pengalaman saat menonton Deadpool 2 adalah sepertinya menyaksikan beberapa potongan film pendek yang berbeda dan dikemas menjadi satu film di dalam 118 menitnya.
Tetapi, kelemahan itu berhasil ditutup dengan bagaimana David Leitch bisa memberikan sebuah sentuhan sekuens aksi yang sudah menjadi kelebihannya dalam mengarahkan sebuah film. Deadpool 2 memberikan punya action sequences yang bisa membuat penontonnya terhibur dengan berbagai kelemahan babak penceritaannya. Poin inilah yang mampu membuat penontonnya bertahan karena David Leitch tahu dalam mengemas berbagai adegan aksi yang seru dan intens kepada penontonnya.
Serta bagaimana Deadpool 2 berhasil untuk memberikan spotlight dengan cara yang pas dengan karakter-karakter barunya. Sehingga, mereka bisa memiliki potensi untuk berkembang di dalam film-film Deadpool selanjutnya. Poin ini merujuk pada karakter Domino, Cable, dan juga Firefist yang mungkin di dalam film ini masih belum bisa berkembang terlalu besar. Hanya saja, cara Rhett Reese dan dan Paul Wernick sudah sangat pas dalam menuliskan latar belakang karakter tambahan tersebut.
Performa Ryan Reynolds yang sudah tak lagi dikhawatirkan saat memerankan karakter Wade Wilson sehingga mampu menyampaikan segala unsur komedinya dengan baik. Secara tidak langsung, segala unsur komedi di dalam film Deadpool 2 ini adalah cara untuk memberikan tribute terhadap segala referensi pop culture di berbagai macam generasinya. Hal inilah yang mampu membuat Deadpool 2 tetap menjadi sebuah tontonan alternatif di genre film superhero yang semakin berkembang.
Ditemani dengan berbagai musik-musik manis dari berbagai era mulai dari tren di tahun 80an hingga EDM yang sedang gempar di masa kini, Deadpool 2 akan berhasil merebut hati penontonnya. Meskipun tak menjadi sebuah film superhero yang sempurna, akan tetapi Deadpool 2 berhasil membuat penontonnya ingin melihat perkembangan film ini di kesempatan selanjutnya. Deadpool 2 berhasil memiliki sedikit perkembangan dibandingkan film pertamanya. Tak banyak, namun sangat berarti untuk kelangsungan franchise ini.