Tampilkan postingan dengan label top pick. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label top pick. Tampilkan semua postingan

Minggu, 20 Agustus 2017

Top 6 : My Favorite Horror Movies 2016

Top 6 : My Favorite Horror Movies 2016


Maapkan saya karena akhir-akhir ini makin jarang nulis blog. Saya sampai heran kok bisa ada movie blogger lain yang bisa nulis dengan lancar jaya dan update setiap ada film baru, sementara saya setiap mau nulis blog harus ngumpulin mood dulu. Udah gitu frekuensi nonton film akhir-akhir ini juga makin berkurang. Kalau nganggur bawaannya pengen main game aja di handphone atau ngetroll di facebook haha :D

Waktu kemarin nulis artikel Top 10 : My Favorite Movies in 2016, saya janji untuk bikinkan artikel sendiri untuk kategori film horror. Satu bulan kemudian, akhirnya baru terwujud artikel ini... langsung aja mari dibaca film horror tahun 2016 apa saja yang menjadi favorit saya. I'm sorry, there is no The Conjuring 2 in this list... 

#6
OUIJA : ORIGIN OF EVIL
Directed by : Mike Flanagan


Walaupun mendapatkan hasil yang memuaskan di box office, di mata kritikus Ouija (2014) bukanlah film horror yang bagus. Dua tahun kemudian, film keduanya bertajuk Ouija: Origin of Evil dirilis. Mike Flanagan yang juga sukses lewat film horror Oculus dan Hush didaulat menjadi sutradaranya dengan budget 2 kali lipat dari film sebelumnya. Strategi itu berhasil, Ouija: Origin of Evil adalah salah satu film horror terbaik versi saya tahun lalu. Merupakan prekuel dari film pertamanya, Ouija: Origin of Evil bercerita tentang seorang single mother dan dua anak perempuannya yang hidup sebagai "cenayang palsu" untuk menyambung hidup. Sampai mereka kemudian "bermain-main" dengan papan Ouija beneran, dan saat itulah kengerian pun dimulai. Ouija: Origin of Evil tidak hanya bikin saya terloncat kaget dari tempat duduk selama nonton (adegan "kesurupannya" mengingatkan saya dengan kengerian ala The Exorcist. And God, itu gambar di atas serem abiz!), tapi juga indah dari segi estetika vintagenya yang memanjakan mata.

#5
DON'T BREATHE
Directed by: Fede Alvarez


Well, Don't Breathe adalah judul yang tepat mengingat sepanjang film ini kita emang beneran dibikin menahan napas saking tegangnya. Don't Breathe dimulai dengan sebuah misi pencurian yang kelihatannya sangat mudah: mencuri rumah seorang pria tua yang buta. Tapi pria tua buta yang kelihatannya ga berdaya ini justru jadi monster yang akhirnya membuat para pencuri yang masih muda ketakutan dan berusaha melarikan diri dari rumah. Ini adalah kebalikan film home invasion, dimana yang pencuri yang menyusup ke dalam rumah justru harus dikejar oleh sang pemilik rumah. Don't Breathe efektif di setiap menitnya, menghadirkan ketegangan tingkat tinggi yang bikin stress dan putus asa, dengan sebuah sick-twist di bagian menjelang akhirnya.

#4
10 CLOVERFIELD LANE
Directed by Dan Trachtenberg


Mengandung kata "Cloverfield" pada judulnya, menurut sang produser J.J. Abrams 10 Cloverfield Lane adalah saudara sedarah Cloverfield (2009), walau hadir dengan format dan cerita yang jauh berbeda. Seorang wanita, Michelle (Mary Elizabeth Winstead) terbangun dari sebuah kecelakaan dan menemukan dirinya berada di sebuah bunker milik seorang pria misterius, Howard (John Goodman) bersama pemuda lain bernama Emmet (John Gallagher Jr). Howard mengatakan bahwa di luar baru saja terjadi kiamat akibat serangan kimia berbahaya. Namun apakah yang dikatakannya benar? 10 Cloverfield Lane membangun level intensitas yang sangat mencekam melalui 3/4 filmnya, membuat kita sibuk menebak apa yang sesungguhnya terjadi dalam level frustasi yang sama seperti yang dirasakan Michelle. John Goodman bermain luar biasa sebagai karakter misterius yang sukses bikin kita takut sekaligus penasaran. Review lengkap bisa dilihat di sini. 

#3
THE WAILING
Directed by: Na Hong-Jin


The Wailing mungkin menjadi salah satu film Korea Selatan (selain The Handmaiden dan Train To Busan) yang paling banyak diperbincangkan tahun lalu. The Wailing akan mengajakmu mengikuti kehidupan khas pedesaan Korea Selatan, ketika seorang polisi lokal setempat Jong Goo (Kwak Do-Won) harus menyelidiki kejadian-kejadian mistik nan misterius yang terjadi di desanya. Hal buruk semakin parah ketika anak perempuan Jong Goo menjadi salah satu korban dan membuat Jong Goo berupaya sangat keras untuk menyelamatkan nyawa anak perempuannya. Yang paling menarik dari The Wailing adalah film ini memberikan kesan orisinil dan otentik, seperti menonton dunia perdukunan dan kesurupan versi Korea Selatan. And yes it is creepy af. Durasinya memang terlampau panjang untuk ukuran film horror, namun menontonnya sama sekali tidak membosankan karena Na Hong-Jin tidak memberikan adegan horror yang itu-itu aja.

#2
UNDER THE SHADOW
Directed by Babak Anvari


Dari kemaren menunda-nunda bikin artikel ini karena nungguin donwload-an film ini yang lumayan susah carinya haha. Jika The Wailing mengajakmu dalam petualangan mistik ala Korea Selatan, maka Under The Shadow membawamu ke dunia mistik Arab: makhluk ghaib Jin. Bersettingkan paska Revolusi Iran di tahun 80-an, Under The Shadow bercerita tentang seorang ibu dan anak perempuannya yang harus tinggal berdua di apartemen setelah sang suami terpaksa bertugas ke luar kota. Kejadian aneh yang menakutkan pun mulai terjadi. Under The Shadow adalah karya debut yang menarik dari sutradara kelahiran Iran, Babak Anvari. There is no disturbing scene in here, tapi adegan creepynya yang sedikit bernuansa surealis hadir bagaikan mimpi buruk yang sukses bikin saya jejeritan kaget sendirian selama nonton. 

#1
THE EYES OF MY MOTHER
Directed by Nicolas Pesce


Jeng-jeng! Tanpa ragu saya akan menyebut The Eyes of My Mother sebagai film horror favorit saya tahun 2016. Jika ada film horror yang bisa tampil mengerikan sekaligus artistik, maka The Eyes of My Mother adalah salah satunya. Film karya debutan dari Nicolas Pesce ini tampil dalam balutan visual hitam putih. Bercerita tentang seorang gadis bernama Fransica (Kika Magalhaes) yang tinggal bersama kedua orangtuanya di sebuah pertanian. Sang ibu, dahulunya adalah seorang dokter bedah di Portugal. Kehidupan yang damai seketika buyar saat seorang pria misterius tiba. The Eyes of My Mother menawarkan atmosfer khas film gore yang sukses bikin penonton merasa mulas dan tidak nyaman diam di tempat selama menonton. Uniknya, disturbing scene-nya ditampilkan dengan cara yang sangat elegan. Kika Magalhaes sukses menghadirkan sosok Fransisca sebagai perempuan polos dan kesepian yang sebenarnya adalah... monster. 

Sabtu, 15 Juli 2017

Top 10 : My Favorite Movies in 2016

Top 10 : My Favorite Movies in 2016


Udah bulan Juli 2017, tapi saya (seperti biasa) baru menuliskan daftar film favorit saya tahun 2016. Telat? Emang! Apa boleh dikata, banyak film yang dirilis tahun 2016 baru bisa saya saksikan tahun ini. Itupun masih banyak film tahun 2016 yang masih belum ditonton, seperti Fences, Hidden Figures, The Salesman, dan American Honey. Daripada ditunda-tunda lagi keburu males (dan basi), jadi ya sudah saya tulis dulu daftarnya dari yang udah saya tonton. 

Saya nggak bilang daftar yang saya susun ini adalah film terbaik. Itulah kenapa saya kasih judul "My Favorite Movies", karena saya cuma memasukkan film-film yang paling saya suka dan mengesankan buat saya pribadi. Itulah kenapa juga kamu nggak akan nemu film-film seperti Tony Erdmann dan Elle, karena biarpun dipuji-puji oleh banyak orang, otak saya nggak nyambung nonton film-film itu...

Berhubung saya suka film horror, saya bikin daftar khusus My Favorite Horror Movies di review selanjutnya, jadi film horror ga saya masukkan daftar ini.

#10 
LOVING (Jeff Nichols)

Sebuah kisah cinta nyata yang romantis dan mengharubiru antara Richard Loving (Joel Edgerton) dan Midget Jeter (Ruth Negga) yang pernikahannya dianggap ilegal oleh negara bagian Virginia. Loving adalah sebuah film dengan tema rasisme yang rawan disampaikan dengan emosi yang meletup-letup, namun sutradara Jeff Nichols melakukannya dengan caranya sendiri: lembut dan subtil, namun tetap sentimental dan penuh melankolia. Biar kata filmnya terasa agak membosankan karena terlalu "sunyi", saya.... mewek empat kali nonton film ini (apalagi pas tahu endingnya, saya sampai terisak-isak). Joel Edgerton dan Ruth Negga menampilkan akting memikat sebagai pasangan "pendiam", dan chemistry keduanya sebagai pasangan yang saling mencintai begitu menawan.

#9 
MOONLIGHT (Barry Jenkins)

It's not easy to live only with your drugs-addict mom, being black, poor, and gay. Moonlight yang merupakan Best Picture di Oscar tahun ini adalah potret coming-of-age story tentang seorang anak yang harus menjalani kehidupannya yang jauh dari kata ideal dalam 3 periode hidupnya: anak-anak, remaja, dan dewasa. Ini adalah tipikal film yang bisa mengiris-iris perasaan setiap orang dan sudah punya materi kuat untuk jadi jagoan di ajang festival film. Dengan budget yang sangat minim, Barry Jenkins bisa mengarahkan Moonlight menjadi film sentimental yang cukup melankolis tanpa kelewat-lewat mendayu-dayu dengan visual yang sangat artistik. Moonlight mungkin emang layak dapet Oscar, apalagi dengan ensemble cast yang bermain menawan semua, tapi saya pribadi tidak terlalu memfavoritkannya. That's why Moonlight ga masuk daftar 5 teratas. 

#8 
THE EDGE OF SEVENTEEN (Kelly Fremon Craig)

The Edge of Seventeen bercerita tentang Nadine (Hailee Steinfeld) yang merasa sebagai si itik buruk rupa yang jauh berbeda dengan saudaranya yang ganteng dan populer. Masalah semakin rumit ketika sahabatnya malah pacaran dengan saudaranya sendiri. Dunia Nadine pun terasa hancur lebur, dan satu-satunya tempat curhatannya cuma gurunya yang sarkastik (Woody Harrelson). Hailee Steinfeld mungkin terlalu cakep dan keren untuk jadi cewek culun dan outlier di sekolah, tapi abaikan persoalan itu maka The Edge of Seventeen adalah film high school coming of age yang sangat fun dan hilarious untuk ditonton. The Edge of Seventeen akan mengajakmu mengenang ke masa-masa SMA yang buat sebagian orang lumayan suram, terutama buat kamu yang bukan termasuk anak populer di sekolah. 

#7 
MANCHESTER BY THE SEA (Kenneth Lonargan)


Lee Chandler (Casey Affleck) adalah seorang handyman pemurung yang harus kembali ke kota asalnya setelah sang kakak meninggal dunia. Ia pun terpaksa harus mengurus keponakannya yang masih remaja dan kembali mengingat masa lalunya yang suram di kota tersebut. Manchester by The Sea adalah sebuah drama tentang pahit-manis kehidupan. Bagi sebagian orang film ini membosankan, tidak ada emosi meletup-letup yang berlebihan, namun naskahnya yang heartwarming sekaligus heartbreaking membuat saya terpikat dan terhanyut menontonnya dengan penuh perasaan dari awal hingga akhir. And Casey Affleck definitely deserves an Oscar. 

#6 
HUNT FOR THE WILDERPEOPLE (Taika Waititi)

One of the best 2016 comedy movie comes from New Zealand. Hunt for the Wilderpeople adalah sebuah drama petualangan seru antara dynamic duo yang aneh: paman pendiam yang sarkastik dan keponakan yang menyebalkan. Ricky Baker (Julian Dennison) adalah anak yatim piatu yang menjadi anak angkat pasangan paruh baya Bella (Rima Te Wiata) dan Hec (Sam Neill). Kehidupan mereka berubah ketika Bella meninggal dan Ricky harus berdamai dengan paman Hec yang tidak menyukainya. Hunt for the Wilderpeople tidak hanya dipenuhi jokes-jokes yang seru dan menyegarkan, namun juga punya naskah yang menyentuh dan bikin terharu. Soundtrack-nya catchy dengan pemandangan yang instagrammable saat Taika Waititi mengajak kita menjelajah hutan Selandia Baru yang indah. Chemistry menawan dan akting yang kocak juga diperlihatkan Sam Neill dan newcomer Julian Dennison.

#5
PATERSON (Jim Jarmusch)

Beauty is often found, in the smallest details. Paterson adalah sebuah kontemplasi filosofis yang puitis dari kehidupan 1 minggu seorang pria sederhana dan biasa-biasa saja bernama Paterson, bus-driver di kota yang punya nama sama dengannya. Paterson bukan karakter pria paling menarik di dunia, dan kehidupannya sangat standar dan monoton, namun entah bagaimana Jim Jarmusch bisa menghadirkan kisahnya begitu manis untuk disaksikan. Paterson adalah film yang sangat relatable, indah, dan bermakna. Seperti pengen ngajak kita untuk being grateful dengan kehidupan kita yang mungkin tidak spesial, namun kalau kamu teliti kamu bisa menemukan keindahannya. Adam Driver bermain sangat menawan sebagai Paterson, dan chemistrynya dengan sang istri Laura (Golshifteh Faharani) bikin baper paraahhhh! I want their peaceful life, please.... 


#4 

Nocturnal Animals adalah gabungan 2 genre favorit saya: drama percintaan ala Sam Mendes dan suspense thriller ala Coen Brothers. Seorang sosialita pemilik art gallery, Susan (Amy Adams) menerima draft novel dari mantan suaminya Edward (Jake Gyllenhaal). Novel bergenre thriller itu tampaknya merupakan simbolisme dari hubungan percintaan mereka yang berakhir dengan buruk, membacanya membuat Susan kembali mengenang awal dan akhir kisah cintanya dengan sang mantan suami. Nocturnal Animals punya naskah yang memikat dan sangat efektif, dengan ensemble cast yang luar biasa (Amy Adams, Jake Gyllenhaal, Michael Shannon, Aaron Taylor Johnson - yang aktingnya asli bikin saya pengen nendang mukanya, Laura Linney, dan Isla Fisher). Jangan lupakan juga nalar estetika di bawah pimpinan sang sutradara Tom Ford yang menjadikan Nocturnal Animals begitu cantik dan artistik secara visual. 

#3 
THE HANDMAIDEN (Park Chan-Wook)

The Handmaiden mungkin terlalu kontroversial untuk masuk nominasi Best Foreign Movie di Oscar tahun ini (alasan yang sama mungkin kenapa Elle juga ga masuk nominasi), namun hampir sebagian besar orang sepakat bahwa The Handmaiden adalah salah satu film wajib tonton tahun lalu. Apalagi kalau kamu tahu ada lesbian scene-nya hahaha... (lesbi boleh, homo jangan - prinsip pria homophobic). The Handmaiden bercerita tentang seorang pelayan (Kim Tae-Ri) yang sesungguhnya adalah penipu, yang bekerja untuk seorang wanita kaya Lady Hideko (Kim Min-Hee). Park Chan-Wook tampaknya ahlinya dalam mengupas seksualitas dan erotisme, dan di The Handmaiden ia bisa menjadikannya begitu artistik dan tidak sekedar eksploitasi seksual. Tidak hanya memiliki visual dan desain produksi yang sangat memanjakan mata, The Handmaiden juga akan mengajakmu ke dalam petualangan penuh twist yang mendebarkan.

#2 
LA LA LAND (Damien Chazelle)

Moonlight boleh jadi memenangkan Oscar, namun bagi saya La La Land lebih punya nilai jual sekaligus kualitas yang lebih layak diperbincangkan bertahun-tahun ke depan. Premisnya sangat sederhana, namun Damien Chazelle tahu benar bagaimana "menjual mimpi" (white people middle class's dream haha). Visually stunning, cute costume, great soundtrack, bittersweet love story, La La Land bisa mengubah image drama musikal yang biasanya hanya disukai orang-orang tua jadi lebih disukai oleh anak muda. And please, this movie has Ryan Gosling and Emma Stone! Nonton film ini bikin saya baper berhari-hari hingga bikin saya kepengen pegang-pegangan tangan di bioskop dan menari-nari di planetarium sama kekasih.

#1 
ARRIVAL (Dennis Villeneuve)

Berhubung fetish saya adalah luar angkasa, maka saya tempatkan Arrival di tempat yang terhormat dan sudah selayaknya: nomor 1 film favorit saya pada tahun 2016. Arrival adalah sudut pandang lain dari sebuah film alien yang datang ke bumi: mengajak kita berpikir bagaimana berkomunikasi dengan makhluk dengan kemampuan nalar yang jauh berbeda dengan kita. Film yang diambil dari short story Ted Chiang ini diadaptasi dengan baik oleh Eric Heisserer dan dieksekusi manis oleh sutradara Dennis Villeneuve. This movie is masterpiece for me: suspense-thriller yang kelam, melodramatic plot yang bikin saya emosional berhari-hari dan tentu saja brilliant twist. And please deh, ga habis pikir Amy Adams kenapa bisa ga dapet nominasi Oscar? 

...
(Anyway... I am sorry... there is no Deadpool in here hahaha...) 

Jumat, 16 Desember 2016

Top 5 : Movies Which Will Confuse The Hell Out Of You

Top 5 : Movies Which Will Confuse The Hell Out Of You

Kebanyakan film memang bertujuan untuk menghibur penonton, tapi beberapa film bisa bikin senam otak dan meninggalkan kesan "what-the" atau "huh?" saat kredit akhir bergulir. Bagi orang awam, mereka datang ke bioskop atau sekedar menonton di laptop dengan tujuan untuk mencari kesenangan (baca: nonton film nggak pake mikir), tapi jangan ngaku maniak film kalau nggak tertarik nonton film-film yang bisa bikin kepala pening. Yes, hidup udah berat yes, kenapa sih harus nonton film berat dan bikin pusing? Film yang bikin bingung itu sebenarnya asyik karena kayak main puzzle dan menimbulkan rasa penasaran. Ada banyak film yang bikin bingung, tapi untuk kali ini saya cuma mau ngebahas 5 dulu (anw 4 dari 5 film di sini udah dibahas di blog ini).

Anw, Inception masuk nggak? No ~ Kadar kebingungan film-film di sini bikin Inception kayak film amatir!

#1
2001: A SPACE ODYSSEY 
(Stanley Kubric, 1968)


Kalau ingin disebut sebagai movie freak sejati, setidaknya kamu harus sudah pernah menonton film klasik 2001: A Space Odyssey yang disebut-sebut sebagai masterpiece Stanley Kubrick dan pionir di genre sci-fi ini. Ceritanya terbagi menjadi 4 babak, antar satu bagian dengan bagian lainnya seperti tidak berhubungan, dimulai dari kera purba nenek moyang manusia dan diakhiri dengan petualangan mimpi aneh psychedelic di luar angkasa. The third part is my favorite - because it's really scary (yang akhirnya menginspirasi saya untuk mencomot HAL 2000 jadi lambang blog ini). 2001: A Space Odyssey seperti sebuah karya seni yang penuh enigma (teka-teki), dengan kesan yang sangat art-movie, absurd, dan surealis. Ada penampakan batu ajaib yang tidak jelas maksudnya apa, dan bahkan Stanley Kubrick pun enggan menjelaskan dengan eksplisit apa yang ingin ia ceritakan di film ini. Getting frustrated there, dear? Well, same here. (Read full review)  

#2
ENEMY
(Dennis Villeneuve, 2013)


Film yang disutradarai oleh Dennis Villeneuve (Prisoners, Sicario) ini dibintangi oleh Jake Gyllenhaal yang berperan sebagai Adam, seorang dosen sejarah di sebuah universitas. Suatu hari Adam sedang menonton film dan terkejut ketika mengetahui bahwa ada seseorang yang begitu mirip dengannya dalam film tersebut (bernama Anthony, diperankan oleh Jake Gyllenhaal juga. Jake Gyllenhaal ada dua? Double yeay!). Ia pun berusaha menyelidiki siapa sesungguhnya “kembaran misteriusnya” itu. Menonton Enemy ini seperti menonton kepingan puzzle yang berserakan, dan tugas penonton adalah menyusunnya dengan baik. Perhatikan quote di bagian awalnya, "Chaos is order yet undeciphered," - it might be a hint. Yang bikin penonton semakin bertambah bingung juga karena Enemy juga kental dengan nuansa surealis dan simbolismenya (laba-laba di tengah kota? what the hell is that supposed to mean?). (Read full review) 

#3
PRIMER
(Shane Carruth, 2004)


Film tentang time-travel memang sudah banyak, namun nggak banyak film tentang perjalanan waktu yang dijabarkan dengan logika. Primer,  yang dibintangi, disutradarai, dan naskahnya dikerjakan oleh Shane Carruth (Upstream Color) dan merupakan sebuah film independen dengan budget sangat pas-pasan ini adalah salah satunya. Bergenrekan sci-fi, kayaknya Primer lebih fokus ke unsur science-nya dibandingkan fiction-nya. Primer mengajak kita untuk berpikir bahwa time-travel menghasilkan konsekuensi yang bisa berakibat fatal, sehingga harus dilakukan dengan penuh hati-hati agar tidak merusak realita masa depan (atau masa kini? atau masa lalu? Oh I have no idea!). Siap-siap pusing nontonnya. I watched it twice and it's still confusing! (Read full review) 

#4
MULLHOLLAND DRIVE
(David Lynch, 2001)



David Lynch (Blue Velvet, Twin Peaks) memang terkenal sebagai sutradara yang kerap membuat film-film membingungkan, dan Mullholland Drive ini adalah salah satunya. Film yang baru-baru ini menyandang sebagai Film Terbaik Abad ke-21 versi BBC ini bercerita tentang Betty (Naomi Watts), seorang aktris pendatang baru yang tengah membantu Rita (Laura Harring) - perempuan misterius yang mengalami amnesia - untuk mengetahui siapa Rita sesungguhnya. Sampai tiga perempat film, Mulholland Driveterlihat seperti film yang normal dan biasa-biasa saja, namun pada bagian akhirnya semua persepsimu tentang film tanpa disangka-sangka akan dijungkirbalikkan. Jika pada awalnya kamu menganggap film ini normal, maka kamu sedang ditipu oleh David Lynch. (Read full review)  

#5
DONNIE DARKO
(Richard Kelly, 2001)



Lagi-lagi dibintangi oleh Jake Gyllenhaal, Donnie Darkobercerita tentang seorang anak SMA Donnie Darko yang mendapat penglihatan seorang manusia dengan kostum kelinci mengerikan yang menuntunnya untuk menyelamatkan dunia dari kiamat. Donnie Darko adalah film yang sangat aneh sekaligus orisinil, dengan nuansa psychedelic kelam yang cool, membuat penonton dijamin bingung karena begitu anehnya. Namun di lain sisi Richard Kelly sebagai sutradaranya mampu menarik atensi penonton untuk masuk ke perangkap universe miliknya. Selepas menonton ini, pasti kamu ingin sekali mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi. Dan percayalah, penjelasan itu tidak semudah yang kamu bayangkan.

So... Bagi yang belum menonton film-film di atas, segera menonton - supaya kita bisa bingung sama-sama..

*Artikel ini awalnya saya tulis (dengan beberapa perbaikan tulisan karena segmen pembaca yang berbeda) dalam rangka diupload di app BaCa (app baca berita lewat mobilephone) melalui platform www.nulis.co.id. Buat yang iseng ingin nulis-nulis dan dibaca banyak orang, bisa langsung join aja.