Tampilkan postingan dengan label Pevita Pearce. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pevita Pearce. Tampilkan semua postingan

Selasa, 25 April 2017

THE GUYS (2017) REVIEW : Komedi Khas Raditya Dika dengan Pembaharuan

THE GUYS (2017) REVIEW : Komedi Khas Raditya Dika dengan Pembaharuan


Setelah hadir mencoba babak baru dalam kemampuan mengarahkan film lewat film Hangout yang rilis Desember lalu, Raditya Dika kembali lagi menyapa para penonton dan juga fans-nya. Di tahun 2017 ini, Raditya Dika kembali bekerjasama dengan rumah produksi Soraya Intercine Films untuk menyelesaikan proyek filmnya yang naskahnya sudah dikembangkan dalam jangka waktu yang panjang. Jeda waktu antara Hangoutdengan proyek terbarunya ini memang terasa terlalu dekat, sehingga bisa jadi hal itu akan mempengaruhi performa Raditya Dika dari kualitas hingga kuantitas.

Proyek terbarunya ini Raditya Dika tak lagi berusaha mengeksplorasi genre baru seperti yang dilakukannya di Hangout. Raditya Dika kembali lagi ke akarnya untuk membuat sebuah komedi romantis seperti apa yang dia lakukan di film-film sebelumnya. The Guys, judul proyek terbaru dari Raditya Dika bersama Soraya Intercine Films setelah berhasil berkolaborasi lewat Single di tahun 2015 lalu. Naskah yang sudah dibuat oleh Raditya Dika cukup lama ini dikembangkan lagi bersama dengan Donny Dhirgantoro dan juga Sunil Soraya. Tetapi, pengarahan filmnya tetap dipegang oleh Raditya Dika.

Proyek The Guys muncul tanpa diduga oleh banyak orang karena bisa dibilang memiliki rentang waktu yang tak begitu lama. Meski begitu, The Guysadalah karya dari seseorang bernama Raditya Dika yang namanya sudah menjadi sebuah brand sendiri ini tentu akan menumbuhkan banyak penonton. The Guys adalah sebuah komedi romantis yang sebagian besar berbicara tentang kesendirian dan harapan tentang cinta. Tetapi, tak disangka adalah The Guysternyata memiliki subplot lain yang berbicara tentang persahabatan dan keluarga yang berkombinasi manis di sepanjang 115 menit. 


Raditya Dika memang bisa dibilang kembali ke zona nyamannya lewat The Guys. Film-film komedi romantis seperti seperti film The Guys ini mungkin sudah menjadi makanannya sehari-hari. Sehingga, penonton akan dengan mudah mempercayai bahwa The Guys akan memiliki performa yang bagus. Meski kembali ke zona nyamannya, The Guys memiliki sesuatu yang berbeda dibandingkan dengan film-film Raditya Dika yang serupa. Ada cita rasa yang menyenangkan, hangat, dan sekaligus manis dalam The Guys yang tak akan ditemui penontonnya di film-film sebelumnya.

Tiga poin cerita tentang cinta, persahabatan, dan keluarga dalam film The Guys bisa diramu menjadi sajian yang sangat menghibur. Pengarahan milik Raditya Dika lewat film The Guys begitu solid, sehingga setiap menit di dalam film ini terasa tak begitu menjemukan. Meskipun tak semua bagian cerita ini tak bisa memiliki porsi yang sama. Ada beberapa bagian yang terpaksa harus mengalah demi menjalankan pion cerita lain yang menjadi benang merah. 


Inilah cerita di dalam The Guystentang 4 orang sahabat yang tinggal di satu rumah. Mereka adalah Alfi (Raditya Dika), Aryo (Indra Jegel), Rene (Marthino Lio), dan Sukun (Pongsiree Buluewon). Mereka adalah karyawan di sebuah agensi kreatif. Di tempat itulah, Alfi merasa bahwa apa yang dilakukannya sudah berada di titik jenuh. Di tengah kejenuhannya, Alfi bertemu dengan Amira (Pevita Pearce) di sebuah presentasi bersama kliennya. Mulai dari sanalah, keduanya semakin dekat.

Sayangnya, kedekatan mereka ternyata tak selancar yang dikira. Amira mengundang Alfi makan malam di rumahnya dan di sanalah Alfi tahu bahwa Amira adalah anak Pak Jeremy (Tarzan) yang sekaligus adalah bosnya. Secara tak sengaja, Alfi merusak acara makan malam di rumah Amira dan sebagai gantinya Alfi mengajak Pak Jeremy untuk makan malam di rumah ibunya. Yang terjadi malah Pak Jeremy jatuh cinta kepada Ibu Alfi (Widyawati) dan membuat Alfi bingung harus berbuat apa. 


Dengan cerita yang pada awalnya bertujuan untuk berfokus kepada empat karakter utamanya yang sedang menjalin persahabatan, The Guys memang masih kurang menggali dalam. Dengan durasi filmnya sepanjang 115 menit, Raditya Dika belum bisa memaksimalkan poin persahabatan yang seharusnya muncul lebih dominan dibanding yang lainnya. Penonton mungkin minim akan koneksi dan juga korelasi antara judul film yang mereka tonton dengan presentasi cerita secara keseluruhan.

Raditya Dika mengalihkan poin utamanya kepada subplot tentang cinta dan kasih di dalam film The Guys. Tetapi meski subplot utama beralih ke poin yang berbeda, di sinilah The Guys tampil dengan sangat prima. Raditya Dika di dalam The Guysberhasil memunculkan rasa manis kisah cinta yang tak pernah ada di film-film sebelumnya. Belum lagi, kisah cinta kali ini memiliki kedewasaan dalam penyampaiannya dan juga rasa hangat yang tak terasa manipulatif.

Pengarahan Raditya Dika di dalam film The Guys pun terasa memiliki perkembangan. Jalan ceritanya masuk begitu rapi dan halus apabila dibandingkan dengan film-film Raditya Dika sebelumnya. Konfliknya dibiarkan berkembang mengikuti durasinya yang juga cukup panjang. Sehingga, penonton akan dengan rela dan suka cita mengikuti menit demi menit dari film The Guys. Meski komedi di dalam film ini tak terlalu menggebu-gebu, tetapi penonton tetap bisa merasa bahagia.


Ini juga yang menjadi poin pembeda dari film The Guys dengan film-film Raditya Dika yang sebelumnya. The Guys memiliki bangunan nuansa komedi yang jauh lebih tertata dan lebih efektif. Di sinilah Raditya Dika sudah menemukan ritmenya untuk membangun nuansa komedi yang efektif dan pintar. Meski bahan humornya tetap khas ala Raditya Dika, tetapi penonton masih bisa tertawa dengan puas dengan humor yang diberikan. Bukan hanya tertawa, tetapi ada efek hangat dan membuat perasaan merekah sesaat setelah menonton The Guys. Itu semua dikarenakan The Guys memiliki ritme dan pengarahan yang lebih rapi dan tertata dengan kombinasi subplot dalam takaran yang pas.

Dengan sepak terjang Raditya Dika yang sudah mengarahkan banyak judul filmnya, tentu The Guys akan terasa memiliki signifikansi dalam kualitas penyutradaraannya. Dengan mudah The Guys menjadi karya Raditya Dika terbaik sejauh ini. The Guys memang masih memiliki problematika dalam memberikan porsi untuk setiap subplotnya agar terasa seimbang. Tetapi, tak bisa dipungkiri pula, The Guys adalah sebuah film yang diarahkan dengan rapi dan hati-hati oleh Raditya Dika. Sehingga, ritme penceritaannya akan terasa pas dan konfliknya bisa berkembang. The Guysmenjadi sebuah tontonan film komedi yang tak hanya efektif, tetapi juga bisa membuat hati berbunga-bunga. Selain itu, The Guys juga berhasil tampil manis sekaligus menghangatkan hati penontonnya.   

Senin, 17 April 2017

REVIEW : THE GUYS

REVIEW : THE GUYS


“Gue percaya, kalau kita hidup dari apa yang kita cintai, kita akan mencintai hidup kita.” 

Beberapa waktu lalu, komika serba bisa Raditya Dika yang tahun kemarin berjasa menempatkan Hangout dan Koala Kumal di jajaran sepuluh film Indonesia paling banyak dipirsa mengumumkan melalui Vlog (video blog) kepunyaannya bahwa dia akan rehat sejenak dari dunia perfilman tanah air: tidak menulis naskah maupun menyutradarai untuk sementara waktu. Sebagai salam perpisahan, Dika melepas The Guys yang merupakan kolaborasi keduanya bersama rumah produksi Soraya Intercine Films pasca Single. Materi konflik seputar kesulitan Dika mencari pasangan pendamping hidup yang tepat memang masih dikedepankan sang komika buat jualan, namun yang membuatnya berasa segar lantaran sekali ini dikawinkan dengan office comedy yang mengulik soal mimpi serta persahabatan lalu sedikit memperoleh pelintiran tatkala problematika asmaranya menyasar ke dua generasi: melibatkan orang tua dari karakter utama. Tambahkan dengan keterlibatan Pevita Pearce, Tarzan, Widyawati, serta penampilan khusus dari aktris Thailand kenamaan, Baifern Pimchanok, harus diakui The Guys terlihat menggugah selera di atas kertas. 

The Guys menempatkan poros penceritaannya pada seorang karyawan di perusahaan yang bergerak di bidang periklanan bernama Alfi (Raditya Dika). Dalam catatan Alfi, setidaknya ada tiga mimpi yang ingin dicapainya dalam waktu dekat: mendapatkan pasangan, membahagiakan ibunya, dan menjadi atasan bagi dirinya sendiri. Alfi berusaha mewujudkan mimpi pertamanya dengan mendekati rekan sekantornya, Amira (Pevita Pearce). Usai sebuah insiden yang menyebabkan Alfi memperoleh ‘surat cinta’ dari bosnya yang galak, Jeremy (Tarzan), hubungan antara Amira dengan Alfi justru kian lekat dan menunjukkan tanda-tanda positif akan berlanjut ke hubungan percintaan. Akan tetapi, tentu saja tidak semudah itu bagi keduanya untuk dipersatukan. Persoalan besar menghadang ketika terungkap fakta bahwa ayah Amira adalah Jeremy – atasan Alfi – dan impresi pertama yang diberikan Alfi kepada Jeremy sama sekali tidak bisa dibilang bagus. Guna memupuskan kesan buruk, Alfi pun mengundang Amira beserta Jeremy untuk makan malam di rumahnya yang berujung pada persoalan lebih besar: Jeremy jatuh hati pada ibu Alfi, Yana (Widyawati). Tidak ingin kisah asmara mereka berlanjut, Alfi pun meminta bantuan teman-teman kontrakannya; Rene (Marthino Lio), Aryo (Indra Jegel), dan karyawan ekspat asal Thailand, Sukun (Pongsiree Bunluewong), untuk melancarkan misi penggagalan.


Guliran pengisahan utama The Guys terbagi ke setidaknya tiga cabang. Pertama, silang sengkarut asmara dua generasi yang menghambat bersatunya Alfi dengan Amira. Kedua, keinginan sang tokoh utama untuk membangun bisnisnya sendiri. Ketiga, suka duka persahabatan Alfi bersama teman-teman kontrakannya yang mendapat sebutan ‘The Guys’ dari Sukun. Terkesan penuh sesak, tapi tentu tak jadi soal apabila si pembuat film terampil dalam merajut tiga plot dengan nuansa berbeda ini menjadi satu. Sayangnya Dika tampak kewalahan untuk membuat ketiganya saling bersinergi satu sama lain sehingga alih-alih saling menguatkan, masing-masing persoalan malah terhidang setengah matang. Tidak semenggigit seperti yang diharapkan. Padahal jika Dika berkenan memilih salah satunya saja buat ditonjolkan entah menguliti lebih dalam problematika cinta beda generasi yang melibatkan ibu dengan calon mertuanya atau jika ingin patuh pada judul maka semestinya persahabatan Alfi bersama sahabat-sahabatnya yang ganjil, The Guys akan lebih ciamik terlebih barisan pelakon yang memperkuat departemen akting serta materi ngebanyol yang dilontarkan sejatinya telah mendukung The Guys untuk tampil maksimal. 

Ya, beruntung bagi The Guys diberkahi pelakon-pelakon yang mempertontonkan atraksi akting di level apik. Baik Marthino Lio maupun Pongsiree Bunluewong dari divisi ‘The Guys’ mempunyai comic timing jempolan yang memungkinkan karakter masing-masing tampil menonjol sekaligus senantiasa didamba-damba kemunculannya karena keduanya beberapa kali sumbangkan gelak-gelak tawa. Marthino Lio punya satu momen membekas tatkala Rene keracunan makanan di tengah-tengah presentasi penting ke klien, sementara Pongsiree senantiasa mencuri perhatian menyusul tingkah lakunya yang ajaib dan betapa seringnya Sukun salah ucap dalam Bahasa Indonesia. Bersama Raditya Dika beserta Indra Jegel, mereka jalin chemistry meyakinkan. Disamping keduanya, The Guys terasa enak buat dinikmati berkat performa Tarzan yang membuktikan kapasitasnya sebagai komedian senior tanah air (adegan makan malam pertama di rumah Jeremy dan kedua bersama keluarga Alfi itu lawak sekali!) dan Widyawati yang menghadirkan kehangatan di menit-menit akhir sebelum film tutup durasi. Adanya tunjangan rentetan humor yang tidak sedikit diantaranya sanggup mengenai target, turut membantu menaikkan derajat The Guys dan memosisikannya sebagai salah satu karya Dika yang menghibur.

Exceeds Expectations (3,5/5)